CRITICAL BOOK REVIEW
PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN
PEMBENTUKAN KARAKTER YANG SESUAI ALKITABIAH
PENDAHULUAN
A. BUKU UTAMA
Judul Buku : Pendidikan Agama Kristen
Penerbit : CV. Pratama Mitra Sari
Pengarang : 1. Pdt. Dr. Sampitmo Habeahan, M.Th,M.Pd.K,D.Th
2. Mangido Nainggolan, S.PAK,M.Si
3. Dra. Chandra Manik, M.Th
4. Pdt. Selfy Sihombing, S.Th. M.Si
5. Pdt. Boimin Sirait, M.Mis
6. Maniur Banjarnahor, M.PdK.
7. Pdt. Luhut Simarmata, M.Th.
Tahun Terbit : 2020
B. BUKU PEMBANDING
Judul Buku : Buku Ajar Mata Kuliah Wajib Umum Pendidikan Agama Kristen
Penerbit : Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
Pengarang : 1. Paristiyanti Nurwardani
2. Dr. Daniel Nuhamara
3. Dr. Daniel Stefanus
4. Drs. Swarsono MM
5. Edi Mulyono
6. Evawany
7. Fajar Priyautama
8. Ary Festanto
Tahun Terbit : 2016
BAB II
RINGKASAN BUKU
A. BUKU UTAMA
Menurut Agama Kristen perbuatan baik adalah sala satu ajaran Kristen yang paling menonjol, namun harus diingat bahwa motif perbuatan baik menurut Kristen sangat jauh berbeda dengna motif perbuatan baik menurut masyarakat suku, aliran filsafat atau agama lain sebagaimana diuraikan di atas. Perbuatan baik yang dilakukan oleh orang Kristen lahir sebagai buah iman, kepercayaan dan pemebnaran oleh Kristus Yesus. Orang Kristen yang sudah menerima keselamatan dari Yesus Kristus akan otomatis berebuat baik tetapi hal itu bukan menumpuk amal atau pahala agar bisa memperoleh keselamatan. Sebaliknya, karena ia sudah diselamtkan, maka ia harus berbuat baik! Bagaiaman itu bisa terjadi? Ada dua hal yang sangat prinsipil:
Pertama, Karena dasar moralitas Kristen adalah KASIH. Apakah kasih itu? 1 Yohanes 4 : 4 mengatakan: Allah adalah kasih, jika kita berbuat baik , kita harus terlebih dahulu menerima kebaikan , yakni Tuhan Allah dalam Yesus Kristus. Menurut Yohanes 1: 1-14 pada mulanya adalah firman, firman itu bersama-sama dengan Allah dan firman itu adalah Allah. Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia da kebenaran. Jadi, jikalau kita mau berbuat baik, kita harus terlebih dahulu percaya firman Tuhan yang tertulis dalam alkitab. Semua perbuatan baik kita harus atas kehendak Allah sebagaimana tertulis daalm kitab suci.
Kedua, selain dasar kasih di atas, kita harus mengingat juga hakekat manusia diciptakan Tuhan menurut rupa dan gambar Allah ( Latin: imaginem et similitudinem Dei) : Kejadian 1;26 ; Roma 8;29 ; 2 Kor 3;18; Pil. 3;21). Apa arti keserupaan dan kesegambaran manusia dengan Allah? Ada beberapa hal yakni:
Manusia adalah milik atau kepunyaan Allah secara pribadi. Sebagai peribadi dia memiliki pikiran dan kesadaran akan hal- hal yang baik dan buruk. Manusia yang tercipta menurut ggambar dan rupa Allah itu adalah segambar dengan Allah di dalam Roh dan karakter (sifat). Hal ini berulang kali dinyatakan oleh Alkitab Sendiri misalnya dalam Mika 6: 8 dan Hosea 6:6. Di dalam ayat- ayat ini Allah yang baik itu juga menuntut manusia untuk berlaku baik, adil, suka kemurahan, rendah hati, dan berbuat kebajikan menjauhkan hati kotor.
B. BUKU PEMBANDING
Setiap hari dan setiap saat dalam kehidupan yang sadar, kita selalu dihadapkan dengan berbagai pilihan untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Tentu saja pilihan-pilihan tersebut terjadi dalam berbagai bidang kehidupan, seperti makan apa, pakai apa, belajar apa, pergi ke mana dan sebagainya. Dari berbagai pilihan tersebut, tidak semua pilihan berkaitan dengan masalah etika, tetapi bisa jadi berkaitan dengan selera, kesukaan dan atau yang lain. Tidak dapat disangkal bahwa banyak sekali pilihan yang kita hadapi adalah pilihan-pilihan dalam bidang etika yakni berkaitan dengan apa yang baik, benar, bertanggungjawab atau sebaliknya.
Pilihan dan keputusan etis tentu saja sangat penting dalam kehidupan manusia karena bukan hanya berkaitan dengan kepentingan diri sendiri, melainkan juga berkaitan dengan kepentin gan orang banyak yang lain dan bahkan berkaitan dengan kelestarian alam lingkungan hidup. Apalagi bagi mereka yang mempunyai jabatan publik, keputusan dan kebijakannya sangat menentukan kehidupan banyak orang, dan karenanya tuntutan dan pertimbangan etis sangat penting. Seorang ahli etika yang bernama David W. Gill mengatakan bahwa kini kita hidup dalam suatu masa yang sulit ketika orang tidak sepakat mengenai apa yang baik dan buruk, bukan saja di kalangan akademisi, filsuf, tetapi juga pada akar rumput. Dalam ketidaksepakatan itu muncullah saling menyerang dan menyalahkan bahkan dengan cara- cara yang kasar (Gill 2000, 12-13).
Karena itulah, perlu pengkajian yang lebih saksama apa sesungguhnya yang baik dan benar, dan bagaimana hal itu terbangun dalam diri kita menjadi karakter. Karakter menjadi sangat penting bukan saja bagi individu dan keluarganya, tetapi juga bagi masyarakat dan bangsa. Bangsa yang kuat hanya mungkin, bilamana karakter masyarakatnya juga kuat termasuk pemimpinnya.
BAB III
PEMBABAHASAN
A. Pembahasan Isi Buku
Buku Utama dan Pembanding sama-sama membahas tentang Pembentukan Karakter Yang Sesuai Alkitabiah adalah hal yang sangat pokok dan sentral dalam kekristenan karena manusia ada di pusat kehidupan beragamadan pengambilan keputusan etis. Pembahasan tentang manusia dari perspektif Kristen dapat menolong kita untuk memahami berbagai aspek dalam kehidupan beragama, bermasyarakat maupundalam pengembangan ilmu dan teknologi modern, termasuk berbagai permasalahan yang muncul dalam kehidupan manusia.
Dalam kedua bab ini kita akan membahas hal-hal yang berkaitan dengan etika dan moralitas, serta karakter kristiani. Sesudah mempelajari bab ini Anda diharapkan mencapai beberapa tujuan pembelajaran. Adapun tujuan pembelajaran yang hendak dicapai adalah (i) mengembangkan sikap kasih kepada Tuhan sebagai Pencipta, Penyelamat, Pemelihara dan Pembaru ciptaan-Nya; (ii) menumbuhkembangkan sikap sabar, tangguh dan pembawa damai; (iii) menunjukkan sikap hormat terhadap orang lain dalam kepelbagaian agama, suku dan budaya; (iv) bersikap peduli terhadap sesama manusia; (v) bersikap jujur dan adil dalam kehidupan bermasyarakat; (vi) bersikap terbuka untuk bekerja sama dengan semua pihak dalam rangka mendatangkan kebaikan bersama; (vii) menjelaskan hubugan iman Kristen dengan etika/moralitas dan karakter Kristiani; serta (viii) menyajikan hasil telaah tentang hubungan iman Kristen dengan moralitas dan karakter Kristiani.
Hal-hal yang dibahas dalam kedua buku ini adalah pengertian etika dan moralitas, teori-teori yang berkaitan dengan bagaimana orang membangun nilai sebagai standar atau norma menilai perilaku dan motivasi manusia, berbagai macam pengelompokkan etika berdasarkan sumber normanya, hubungan antara pandangan tentang manusia dan nilai moral, prinsip utama dalam etika Kristen, dan keputusan etis dalam kasus yang bersifat dilematis. Bagian kedua yang sama pentingnya adalah pengertian karakter, hubungan karakter dan moralitas, dan elemen karakter (character traits) yang perlu dibangun. Agama tanpa dimensi etis, moral, dan karakter, hampir tidak ada fungsi yang signifikan bagi kemanusiaan dan dunia ciptaan Tuhan. Agama mungkin hanya berfungsi memberi penghiburan di kala duka, dan pengharapan di kala putus asa sambil menggiring orang masuk surga. Pada bab ini, secara agak panjang lebar telah dibahas etika, moral, dan karakter serta kaitannya dengan iman Kristiani. Walau etika sebagai ilmu mempelajari prinsip-prinsip dan bagaimana prinsip-prinsip tersebut dibangun, etika juga kurang berguna bila suatu sistem etika tidak memberi seperangkat penuntun untuk bertindak konkret. Etika Kristen sebagai suatu sistem memang menjadi seperangkat penuntun untuk bertindak secara moral di tengah-tengah nilai-nilai yang bertabrakan di sana sini yang membuat manusia bingung. Sudah tentu etika Kristen bukan satu-satunya penuntun yang berlaku di masyarakat karena masing-masing sistem etika menawarkan penuntun. Meski sumber penuntun moral itu adalah Alkitab, dan tersebar di mana-mana, ada prinsip utama yang menjadi Kaidah Kencananya, yakni yang terdapat dalam Hukum Kasih: kasih kepada Allah melalui kasih kepada sesama dan alam ciptaan Tuhan. Bisa juga sumber penuntun moral diambil dari kata-kata Tuhan Yesus: sebagaimana kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah juga demikian kepada mereka. Pada akhirnya etika dan moralitas harus menunjukkan kebajikan-kebajikan (virtues) yang kemudian melalui pendidikan membangun karakter kebajikan-kebajikan tersebut terjalin dengan pengalaman keseharian kita. Itulah karakter yang baik, sehingga tujuan pendidikan semula untuk menjadi naradidik “smart and good” menjadi suatu kenyataan yang pada gilirannya menyumbang untuk menjadikan bangsa dan masyarakat ini berkarakter.
Sebagai penutup pembahasan, penulis memberikan tinjauan berupa kesimpulan sebagai bahan refleksi terhadap sub materi yang telah dipelajari pada akhir pembahasan. Kesimpulan ini terletak pada bab terakhir buku dan disandingkan dengan berbagai saran-saran yang diberikan penulis kepada pembaca.
B. kelebihan dan kekuranagan
1. Buku Utama
Kelebihan :
• Dari segi cover atau tampilan buku, buku ini sangat menarik, pemilihan warna yang bagus, dan cover buku ini juga keluaran terbaru
• Dari segi isi buku, buku ini membahas materi sangat terperinci, penjelasan-penjelasan serta teori yang dipaparkan dibuku ini cukup mudah dipahami.
• Dari segi bahasa, bahasa yang digunakan buku ini menggunakan kata baku yang mudah dipahami bagi pembaca.
• Dari segi tulisan dan editing, juga cukup rapi dan mudah dipahami.
Kekurangan :
• Kekurangan buku ini dari sudut pandang pembaca yang tidak menarik dari buku ini adalah warna tinta cetakan bebera lembar isi buku kurang bagus, jadi terlihat seperti buku copy-an.
• Kertas yang digunakan buku ini juga kurang menarik karena menggunakan kertas buram
• Kertas yang digunakan buku ini juga terlalu tipis.
2. Buku Pembanding
Kelebihan :
• Dilihat dari aspek tampilan buku seperti pemilihan warna cover buku sudah cukup lumayan bagus
• Dilihat dari aspek layout atau tata letak, serta tata tulis, dan penggunaan font, juga sudah memenuhi criteria buku biasanya, sehingga buku mudah dibaca dan dipahami.
• Dilihat dari aspek isi buku, menurut saya isi nya sudah memaparkan dan menjabarkan dengan cukup jelas sesuai dengan judul bab
• Dilihat dari aspek tata bahasa, buku tersebut menggunakan bahasa baku yang cukup jelas
• Banyak memamparkan table table sesuai judul pembahasan
Kekurangan :
• Segi warna isi buku juga tidak konsisten ada beberapa warna tulisannya biru ada juga yang hitam
• Masih terdapat pengulangan kata, huruf yang berlebih maupun huruf yang kurang
C. KESIMPULAN
Penjelasan tentang beberapa definisi Di ringkasan buku diatas menolong kita untuk dapat membedakan karakter dengan kepribadian. Kepribadian (personality) maupun karakter berwujud tingkah laku yang ditujukan kelingkungan sosial. Bedanya yakni karakter adalah sifat yang terbentuk sedangkan kepribadian adalah sifat yang diwariskan secara genetika. Misalnya seorang yang berkepribadian periang tentu karena ada keluarga atau salah satu dari kedua orangtua adalah periang sehingga sifat ini secara genetika terbentuk dalam diri seseorang sehingga di mana saja ia dapat bersikap girang, hal yang sama berlaku untuk kepribadian seseorang yang bersifat pendiam. Sikap pendiam adalah sesuatu yang diwariskan dari keluarga atau orangtua, dengan demikian anak yang berkepribadian pendiam akan sangat berbeda dengan anak periang. Namun karakter atau kebiasaan baik dapat dipelajari oleh kedua anak yang memiliki kepribadian berbeda. Contoh, rajin, pekerja keras, jujur dapat dibentuk dalam diri anak yang berkepribadian periang dan pendiam.Karakter dan kepribadian keduanya relatif permanen serta menuntun, mengerahkan dan mengorganisasikan aktifitas individu.
Pembentukan karakter Kristiani adalah terbentuknya sifat-sifat positif dalam diri orang Kristen. Sifat-sifat yang terbentuk dalam diri orang Kristen adalah sifat-sifat terbaik yang diajarkan dalam Alkitab. Misalnya ajaran tentang Kasih. Ketika nilai-nilai kasih itu terwujud dalam kebiasaan seorang Kristen dalam kehidupan sehari-hari maka dapat dikatakan maka orang Kristen tersebut telah membentuk dalam dirinya suatu karakter Kristen yaitu karakter kasih. Selain itu orang Kristen Indonesia harus mebnetuk sebuah sifat positif dalam dirinya sebagai bangsa Indonesia, misalnya cinta tanah air, mencintai kebhinekaan dan seterusnya.
Jadi, individu yang berkarakter baik adalah individu yang bisa membuat keputusan dan siap mempertanggungjawabkan tiap akibat dari keputusan yang ia buat. Jadi, menurut sumber-sumber di atas, karakter adalah sifat-sifat atau kebiasaan yang terbentuk dalam diri.
D. SARAN
1. Untuk mempermudah pembaca dalam memahami isi buku seharusnya penulis membuat keterangan-keterangan lebih seperti ayat alkitab dalam karyanya. Selain itu penulis juga harus melampirkan apa-apa saja yang menjadi harapannya agar pembaca lebih paham lagi dan juga bisa mengimplementasikan isi dari kedua buku
2. Perlu diadakan penelitian lebih lanjut untuk menganalisis buku Agma kristen yang lain. Hal itu dimaksudkan untuk mengetahui kualitas buku Agama Kristen yang digunakan di Kampus
DAFTAR PUSTAKA
Habeahan,Sampitmo dkk.2020. Pendidikan Agama Kristen. Medan:Penerbit mitra sari
Nurwardani, Paristiyanti dkk.. 2016. Pendidikan Agama Kriten.. Jakarta: Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia
0 komentar: